Info Karir di Kabupaten Tasikmalaya

November 11, 2019
Sebagai seorang junior di perguruan tinggi, saya menyadari bahwa resume saya tidak sekuat yang seharusnya. Jika saya benar-benar hendak mencari kegiatan setelah lulus kuliah, saya memerlukan lebih dari sekadar resume dengan empiris restoran saja. Saya memerlukan resume dengan kegiatan di mana gelar sarjana saya bakal berlaku. Setelah sejumlah bulan mencoba menggali pekerjaan yang bersangkutan dengan pemasaran, saya menyadari tersebut tidak bakal mudah. Kemudian, saya mulai memusatkan waktu saya untuk menggali magang. Saya tidak mempunyai pengalaman yang dibutuhkan yang saya mau untuk kegiatan di bidang saya, jadi saya butuh praktis andai saya hendak mendapatkan empiris seperti itu. Setelah penelusuran singkat, saya mengejar magang dengan organisasi nirlaba lokal. Seketika, saya tahu itu ialah magang untuk saya. Setelah bersangkutan dengan Manajer Penjangkauan, saya dengan cepat menjadi Marketing and Communications Intern mereka guna Musim Panas tahun itu.

Selama masa-masa ini, saya belajar tidak sedikit hal. Saya belajar pentingnya media sosial. Saya belajar alangkah pentingnya hubungan masyarakat andai NPO hendak terus melayani masyarakat. Saya menggunakan sejumlah situs pemasaran (termasuk Kontak Konstan) untuk menolong menjangkau orang-orang dalam komunitas. Yang sangat penting, saya belajar bahwa hati saya dalam organisasi nirlaba, dan bahwa menyerahkan kontribusi yang signifikan untuk dunia lebih penting untuk saya daripada apa pun.

Ketika magang saya berakhir, sebuah kegiatan paruh masa-masa kecil dimulai dengan NPO. Saya tahu saya mesti mencungkil pekerjaan sarat waktu saya dengan liburan berbayar, namun pada kesudahannya tidak masalah. Saya melulu ingin terus menjadi unsur dari organisasi ini. Setelah pertemuan singkat dengan sejumlah staf, saya diserahkan posisi itu. Saya mulai sebagai karyawan berbayar tepat sebelum kelas dibuka untuk semester musim gugur.

Pekerjaan Dukungan Klien dan Donor saya ialah aspek terpenting dalam hidup saya. Setiap hari, saat saya bakal datang ke kantor, saya akan menginginkan betapa merendahkannya dan memberi penghargaan masing-masing menitnya. Bahkan andai sebagian besar dari masa-masa itu dikuras mengetik data ke komputer dan lantas menjalankan laporan guna meyakinkan tidak terdapat yang kacau pada akhirnya.

Saya belajar mengenai manajemen waktu, kerja keras, belas kasih, dan yang sangat penting, kerja tim. Dengan jumlah karyawan delapan, kami mesti bekerja sebagai suatu tim. Saya belajar guna berterima kasih untuk Relawan yang tanpa pamrih menyerahkan waktu mereka untuk menolong Organisasi ini melayani masyarakat yang membutuhkan. Di kelas, saya menyadari bahwa saya dapat mengerjakan jauh lebih tidak sedikit dan masih dapat mengerjakan apa yang saya mau dengan menata waktu saya. Saya mengerjakan semester tersebut dengan lebih baik daripada semester sebelumnya dalam urusan membalikkan suasana sebelum jatuh tempo. Alih-alih tidur melewati setengah jam istirahat salah satu kelas, saya akan menggarap pekerjaan lokasi tinggal dan menyelesaikannya sampai-sampai saya dapat melakukan sesuatu yang menyenangkan saat saya terbit kelas.

Kerja keras jelas adalahpelajaran yang butuh saya pelajari. Saya tidak jarang kali menjadi pekerja keras; kerja keras ialah sesuatu yang saya pikir saya ketahui. Saya menggarap tiga kegiatan dan menghadiri ruang belajar selama nyaris satu semester penuh. Satu semester kelihatannya waktu yang singkat. Tetapi untuk saya, rasanya laksana seumur hidup. Saya tidak mengerjakan apa juga kecuali kegiatan dan kegiatan rumah dan beberapa dari diri saya benar-benar tidak bahagia. Saya belajar bagaimana menyeimbangkan banting tulang dengan mempunyai waktu jauh dari segalanya. Ketika saya mulai memungut istirahat nyata sekitar bekerja dan selama kegiatan rumah. Tingkat stres saya menurun secara signifikan dan saya mulai menyukai sekolah dan bekerja lagi.

Jika saya memiliki peluang untuk pulang dan mengolah keputusan saya guna bekerja di Organisasi ini, saya tidak bakal pernah melakukannya. Orang-orang yang saya temui dan latihan yang saya pelajari menciptakan segalanya berharga. Pekerjaan saya jauh lebih dari sekadar gaji, tersebut selangkah lebih dekat dengan karier khayalan saya. Semua banting tulang tidak bakal mudah, tetapi tersebut akan sia-sia.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »