Info Karir di Kabupaten Pacitan

November 23, 2019
Masyarakat India ialah masyarakat patriarki sebab pengaruh agama. Agama berpengaruh di India ialah Hindu dan memandang perempuan lebih rendah dari laki-laki. Diskriminasi ini mengejar akarnya dan interpretasi definitif dalam Manusmriti. Status dan peran wanita jelas digambarkan bareng dengan resep guna perawatan. Kepatuhan yang powerful pada teks smriti mengakibatkan munculnya dan kekuasaan laki-laki terhadap perempuan. Selama berabad-abad dan generasi, pandangan negatif mengenai wanita ini menjadi tertanam di pikiran orang-orang yang mulai mengikutinya tanpa pertanyaan. Konsekuensi dari pandangan seperti tersebut mengerikan laksana yang dibayangkan orang. Bagian yang menyedihkan ialah bahwa bahkan hari ini, di zaman post-modern kita, pola pikir primitif semacam tersebut ada, beberapa dalam format aslinya sedangkan yang beda dengan teknik baru.

Ketika masyarakat anda berkembang dan dengan pengaruh kebiasaan 'barat' yang luar biasa, kedudukan wanita mulai berubah dan berkembang menjadi lebih baik. Saat ini, perempuan mempunyai peluang yang nyaris sama dengan lelaki dan diperlakukan jauh lebih baik daripada leluhur mereka. Mereka tidak lagi di anggap sebagai pembawa anak, ibu lokasi tinggal tangga dan sejenisnya, tetapi di anggap dalam sekian banyak  peran sebagai ibu, istri dan pekerja. Namun, ini tidak terjadi secara universal. Di wilayah terbelakang tertentu di negara tersebut atau dalam family ortodoks yang keras, wanita tersebut masih di anggap rendah. Meskipun demikian, perempuan dengan senang hati menyimpulkan belenggu yang dikenakan pada mereka dan telah hadir sebagai teman kerja dengan pria.

Wanita berbagi tugas kerja dengan pria. Selalu begitu. Tetapi di sebuah tempat di sepanjang jalan, untuk dalil sepele, sifat kegiatan laki-laki dan perempuan dipisahkan dan dikodifikasikan guna merugikan semua perempuan. Namun, seiring perkembangannya, pola pikir berubah dan wanita kini terlihat paling sering, setara dengan pria, minimal di sektor korporasi. Sementara kesempatan sama-sama tersedia, kendala yang dihadapi perempuan, khususnya di negara anda jauh lebih banyak daripada yang dipunyai laki-laki. Dalam esai ini, saya bakal menyajikan sejumlah tantangan yang dihadapi wanita pekerja di India. Saya tidak mengklaim untuk merangkum semua kendala tetapi berjuang untuk menyajikan minimal yang sangat jelas dan signifikan.

Karyawan perempuan pada lazimnya tidak dirasakan serius oleh atasan, kolega, atau masyarakat pada umumnya. Mereka dirasakan kurang cerdas mungkin, atau andai mereka lumayan berkualitas, maka sejumlah hal sepele lainnya merendahkan mereka. Memiliki karier memunculkan tantangan untuk perempuan sebab tanggung jawab family mereka. Secara tradisional perempuan India di anggap hanya sebagai pembuat lokasi tinggal tetapi dalam sejumlah dekade terakhir, edukasi yang pantas dan kesadaran yang lebih baik, di samping ongkos hidup yang terus meningkat sudah mendorong mereka untuk terbit dan memburu karir. Dalam masyarakat patriarki laksana India, masih dipercayai bahwa seorang pria ialah pemenang roti utama keluarganya. Meskipun wanita India sudah mulai bekerja di luar lokasi tinggal mereka, mereka tetap mempunyai jalan panjang guna pergi secara budaya, sosial dan ekonomi, untuk membawa perubahan sikap positif dalam pola pikir orang.

Secara umum dicerna bahwa bias gender terhadap wanita yang bekerja dibuka sejak etape rekrutmen. Kebanyakan lelaki India tidak siap guna menerima bahwa wanita lumayan mampu guna bekerja, di samping di bidang pengajaran, keperawatan, dan sektor administrasi. Kemampuan mereka lazimnya diremehkan sebagai dampak dari mana wanita India mempunyai kecenderungan guna memilih kegiatan yang tidak cukup menuntut bahkan andai mereka paling berkualitas. Wanita mesti berganti-ganti antara peran ganda mereka dan ini dapat sangat menegangkan. Laki-laki lazimnya tidak menawarkan pertolongan apa juga dalam kegiatan rumah tangga dan ini berarti bahwa beban tugas lokasi tinggal tangga ditambahkan ke tugas lokasi kerja seorang wanita. Ini menciptakan kehidupan perempuan yang bekerja sangat menciptakan stres. Dibutuhkan kerugian pada kesehatan fisik, emosional dan psikologis mereka.

Salah satu dalil utama untuk kegiatan perempuan menjadi semakin terbatas pada sektor yang tidak terorganisir ialah bahwa wanita tidak memiliki peluang untuk memperoleh kemampuan dan pelatihan yang bisa memfasilitasi evolusi pekerjaan. Hal ini berhubungan dengan hubungan sosial yang berlaku antara lelaki dan perempuan serta struktur ekonomi. Karena wanita harus menanggung beban utama kegiatan rumah tangga, yang dalam lokasi tinggal tangga kurang mampu memakan masa-masa dan tenaga, mereka tidak mempunyai waktu dan peluang untuk memperoleh kemampuan dan pelatihan untuk kegiatan yang lebih baik. Pencapaian kemampuan yang rendah salah satu perempuan dan degradasi yang diakibatkannya pada kegiatan yang padat karya, memakan masa-masa dan sulit, dilaksanakan oleh akses mereka yang tidak merata ke teknologi.

Perempuan tidak diberi hak laksana jam minimum dan upah minimum, dan akses ke tunjangan kehamilan, perawatan kesehatan ibu, penitipan anak dan pertolongan hukum. Ada sebanyak bidang di mana wanita tidak menerima tunjangan garansi sosial. Faktor-faktor ini bersama-sama berkontribusi pada ketidakamanan wanita dan memperkuat kedudukan inferior mereka sebagai pekerja. Dengan demikian, kombinasi hal sosial dan ekonomi bertanggung jawab atas rendahnya tingkat partisipasi perempuan. Yang sangat penting merupakan: (I) Segmentasi di th

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »