Info Karir di Kabupaten Subang

November 10, 2019

Tarik unik yang tak berkesudahan antara keperluan pribadi, komitmen keluarga, dan tanggung jawab kegiatan menuntut Integrasi Kerja-Hidup (WLI), penyelesaian ampuh guna melibatkan entitas yang tampaknya tak terpecahkan dari keperluan manusia. Berbeda dengan konsep biner Work-Life Balance (WLB), WLI meneliti interaksi yang disengaja dan mengisi penyatuan karir dan kehidupan. Alih-alih menyimpulkan satu sama beda di persimpangan kegiatan dan kehidupan, WLI memandang pekerjaan dan kehidupan pada titik percabangan di mana sekian banyak  aspek kehidupan saling memperkuat satu sama lain. Termotivasi untuk menyokong keluarga, buah dari kerja seseorang di lokasi kerja bermunculan dari komitmen lokasi tinggal daripada sebagai pengganti dari penelusuran pribadi. WLI memindahkan perhatian anda ke cerminan besar di mana pekerjaan, lokasi tinggal komunitas dan diri, saling memprovokasi dan karenanya butuh berinteraksi dengan integrasi.

Perdebatan abadi tentang sukses dalam kehidupan kerja tanpa mengorbankan kehidupan pribadi hadir dari sejarah riset tentang penggabungan pekerjaan, family dan kehidupan pribadi. WLI berasal dari tahun 1970-an yang berasal dari program pengasuhan anak guna wanita profesional. Pergerakan sosial bersejarah dibuka pada pertengahan tahun 60-an mengenai hubungan karier dan family perempuan bareng dengan peran pekerja laki-laki dalam merawat anak menyoroti mitos pemisahan kegiatan dan kehidupan, menegaskan pulang di mana-mana masa-masa integrasi yang teruji. Apa yang dibuka sebagai layanan sokongan penitipan anak akhirnya menimbulkan fleksibilitas di lokasi kerja, tidak melulu mengakomodasi ibu yang bekerja tetapi pun demografi tenaga kerja lainnya. Pada akhirnya, WLI sedang di tangan semua profesional sumber daya insan untuk mengolah ide-ide lama menyeimbangkan kegiatan dan kehidupan dan mengenalkan kembali ke dalam WLI tenaga kerja yang sudah menjadi pemberita keheningan keharmonisan kehidupan kerja sekitar ini.

Hari ini, meskipun beberapa besar 82% dari tenaga kerja Singapura kami mengklaim bisa mengintegrasikan karir dan keperluan pribadi mereka, beberapa kecil dari 6% masih merasa bahwa mereka tidak mempunyai fleksibilitas guna menggabungkan kedua dunia. Berdasarkan keterangan dari sebuah survei oleh Ernst & Young, sepertiga dari milenium mengharapkan manajemen kehidupan kerja yang lebih baik. Dengan kesadaran kerja dan komitmen lokasi tinggal yang konstan, Generasi Y Singapura mengimbau jadwal luwes yang disyaratkan WLI.

WLI di anggap sebagai versi millennial dari usulan yang sebelumnya ditinggalkan mengenai Work-Life Balance. Tetapi tidak banyak yang anda sadari bahwa konsep WLI sudah lama tertanam dalam etos kerja Asia. Arsitektur ruko Asia yang paling ikonik tersebut mengungkapkan kebenaran yang remeh bahwa WLI tidak jarang kali menjadi unsur integral dari kehidupan. Bekerja di toko-toko pada siang hari menopang kehidupan yang didukung family di lokasi tinggal mereka di lantai atas. Karenanya pekerjaan di anggap sebagai unsur dari kehidupan sebab tidak melulu menopang kehidupan tetapi pun menanamkannya dengan destinasi dan pencapaian.

Tidak laksana Work-Life Balance, mengintegrasikan kegiatan dan kehidupan pribadi menyerahkan fleksibilitas yang lebih besar untuk pekerja sebab mereka bisa memenuhi keperluan pekerjaan atau keluarga individu sesuai dengan jadwal yang diciptakan sendiri sebagai lawan dari rasio kegiatan tetap. Konsep barat Work Life Balance mengasingkan pekerjaan dan kehidupan sebagai entitas yang saling eksklusif. Kata "keseimbangan" tersebut sendiri menyiratkan sebuah perasaan timbal balik antara kegiatan dan kehidupan saat pada kenyataannya, mereka tidak bertentangan. Saldo Kehidupan Kerja menunjuk pada pepatah meninggalkan kegiatan atau urusan individu saat kita melangkah ke lokasi tinggal atau kantor masing-masing. Sebaliknya, kedua entitas bisa saling memperkuat sebab keterampilan hidup dapat menambah kehidupan kerja dan sebaliknya. Oleh sebab itu, seperti ekuilibrium kehidupan kerja menyarankan usulan perbaikan cepat, tersebut tidak berkelanjutan dalam menyerahkan solusi jangka panjang tidak laksana harmonisasi kegiatan dan kehidupan.

Dengan retensi bakat dan kunci efisiensi guna keberhasilan pekerjaan, perusahaan berupaya supaya WLI membuat kembali produktivitas. IBM Singapura memenangkan Work-Life Sustained Excellence Award oleh Komite Tripartit mengenai Strategi Kerja-Hidup guna keberhasilan mereka yang konsisten dalam strategi kehidupan kerja. Melalui survei lengkap perusahaan (IBM Global Work-Life Survey), mereka berupaya memahami keperluan kehidupan kerja yang bertolak belakang dari masing-masing karyawan dalam teknik mereka mengelola kegiatan yang dikhususkan daripada kehidupan individu dan sebaliknya. IBM pun membangun hubungan saling percaya seraya memperkuat tanggung jawab individu untuk memaksimalkan produktivitas kerja sembari mengoptimalkan jam kerja ketika karyawan menjadi mobile dan bekerja di luar lokasi. Teknologi ketika ini pun mendukung etos kerja-on-the-go melewati sistem seluler inovatif laksana Lotus Traveler, memungkinkan 70% karyawan IBM guna bekerja di perlengkapan seluler. Telekomunikasi dengan penataan kerja yang luwes yang memberdayakan tenaga kerja IBM keliling menggambarkan  cita-cita integrasi kehidupan kerja.

Memanfaatkan teknologi di era mobilekronik dewasa ini sangat sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan diri dan ketidak puasan Singapura. Pertemuan online virtual tanpa dapat dibantah menghemat masa-masa dan menambah produktivitas untuk seluruh orang. Ini digaungkan oleh di antara pendiri Singapura Mr Lee Kuan Yew, "Anda tahu orang Singapura. Dia ialah seorang pekerja keras, rajin, pribadi yang kasar.

Kisah kehidupan-kerja Eric Wong menginspirasi

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »